Selasa, 31 Agustus 2010

Astana Mangadeg (1): Ziarah di Makam Sambernyowo

Sebagaimana lazimnya makam tokoh-tokoh penting zaman kerajaan, letak Astana Mangadeg, makam trah Kraton Mangkunegaran Solo, berada di ketinggian. Selain berziarah, pengunjung pun bisa berwisata. Makam ini tidak jauh dari Astana Giribangun, makam keluarga Pak Harto.
 
Astana Mangadeg berada pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut. Bukit tersebut merupakan puncak dari perbukitan Gunung Lawu. Di inilah, Makam Mangkunegoro I atau lebih dikenal dengan Pangeran Sambernyowo berada.

"Di situ lho Mas. View-nya bagus. Bisa melihat (kawasan wisata) Tawangmangu dan Kota Solo," kata seorang pengunjung, Afri (28), kepada detikcom sambil menunjuk gazebo yang terletak di tepi jalan 200 meter dari Astana Mangadeg, Jumat (18/1/2008).

Jika tak ada kabut, dari gazebo itu terlihat jelas jalan raya Solo-Tawangmangu, air terjun, dan sungai yang mengalir deras dan menimbulkan suara-suara gemericik.
 
Sebelum masuk ke kompleks pemakaman, pengunjung diharuskan mendaftarkan diri di kantor pengelola di pintu pertama yang berada di atas area parkir. Petugas akan mencatat nama, alamat, dan pekerjaan.
 
Di kantor tersebut tersedia kotak amal. Tidak ada kewajiban mengisi, tapi biasanya semua pengunjung memasukkan uang ala kadarnya sebagai 'tanda masuk'. Surat izin yang nantinya digunakan saat hendak memasuki kompleks pemakaman pun diterbitkan.

Dengan bekal surat izin itu, pengunjung pun naik ke bukit. Jalannya berkelok dan terus menanjak. Di kanan-kiri jalan terdapat pagar pembatas atau pegangan dan arca-arca yang sudah berlumut.

Pada pertengahan antara kantor pengelola dan puncak, pengunjung dihadapkan pada tugu penanda makam. Di sebelah tugu terdapat ruang yang biasanya digunakan sebagai tempat bertapa. Dan di belakang ruang itu terdapat jalan masuk ke Astana Giribangun.

Sekitar 200 meter dari tugu itulah kompleks Astana Mangadeg berada. Sebelum memasuki kompleks, pengunjung menyerahkan surat izin kepada pengelola sambil 'meminjam' wadah bunga di ruang lesehan. Pengunjung perempuan diwajibkan mengenakan jarik, sedangkan yang pria bebas tapi sopan.

Makam Pangeran Sambernyowo berada di sisi paling kiri, 'berselimut' kain putih. Di ruang terpisah sebelah kirinya terdapat makam istri-istrinya. Di sekitar makam utama terdapat makam-makam lain. Lokasi makam tergantung pangkatnya, mulai dari kerabat kraton hingga abdi dalem.

Di sela-sela kompleks pemakaman, pengunjung bisa rehat dengan menikmati suasana 'bawah' plus suasana sangat sejuk. Di Astana Mangadeg, selain berziarah, lazimnya orang memang melepas lelah. 
 (try/asy)

Jumat, 18/01/2008 11:48 WIB
Triono Wahyu Sudibyo - detikNews

2 komentar:

  1. Astana mangadeg memang berdaya mistis tinggi. Waktu saya masih SD guru saya pernah bercerita bahwa kompeni yang mau mengambil foto beliau yang nampak adalah gambar mahkota. Jadi beliau tak bisa difoto.
    RM ismunandar C
    www.ismunandar.blogspot.com
    www.episto.blogspot.com
    www.penulissukses/?id=raden

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mangadeg adalah khasanah bahasa Jawa yang memiliki pengertian dan makna; Berdiri, bangkit, bangun. Dari Mangadeg ini kemudian memberi inspirirasi kepada kejiwaan lagu Indonesia Raya terutama dalam kata kata : Bangunlah jiwanya bangunlah badannya....

      Hapus