Jumat, 11 Maret 2011

Pangeran Ke 5

KANJENG GUSTI PANGERAN ADIPATI ARYA
MANGKUNEGARA V

Oleh : Rangga Surya
PENDAHULUAN               

Mangkunegara V adalah penerus dinasti Mangkunegaran yang bertahta relatif singkat (1881-1896).Dari beberapa sumber tulisan Mangkunegara V disebutkan tidak memiliki putra Mahkota padahal beliau memiliki putra dan putri tetapi masih remaja dan belum ada yang diangkat sebagai putra mahkota.

Dari Putra putranya yang potensial menggantikan kedudukannya ada dua yakni KPH.Suryakusuma sebagai putra sulung Mangkunegara V dengan nama kecil BRM samekto ( lahir 9 Oktober 1873 ) dan RMA. Suryasuparta.Kedua putra Mangkunegara V pada fakta sejarah tidak menggantikan ayahnya sebagai Mangkunegara VI karena tahta kemudian jatuh kepada adik Mangkunegara V yaitu RM.Suyitno yang menggantikan kakaknya menjadi Mangkunegara VI.

Pemerintahan Mangkunegara V

Pemerintahan Mangkunegara V tergolong relatif singkat dan beberapa catatan yang dapat ditulis mengenai pemerintahannya adalah sekitar masalah meneruskan usaha bisnis Kerajaan yang telah di rintis oleh ayahanda dan pendahulunya yakni Mangkunegara IV.

Dalam masa pemerintahannya, pabrik gula mengalami defisit anggaran dan keberlansungan industri gula.Mangkunegara V tahun 1885 berusaha mencari pinjaman kepada Belanda melalui Residen Surakarta tetapi ditolak.Penolakan ini didasarkan karena Mangkunegara V tidak memberi kepastian penghentian model pengurusan keuangan yang salah urus.Belanda mengusulkan soal keuangan diserahkan kepada suatu komisi yang diangkat oleh Residen setelah dirundingkan dengan Raja (Mangkunegara V).Dalam komisi ini Belanda juga mengusulkan agar asisten Residen masuk dalam komisi bersama dengan para keturunan Mangkunegara II, III, IV dan V dalam suatu kepanitiaan.

Komisi itu dinamakan Dewan Pengawas yang mengatur urusan keuangan, tanah dan barang barang milik Mangkunegaran.Mangkunegara V menolak adanya komisi tersebut karena pada hakikatnya Belanda mencampuri urusan dan mengawasi Mangkunegaran dalam urusan keuangan.Mangkunegara V didukung oleh Patihnya Raden Tumenggung Jaya Sarosa yang sudah menjabat patih sejak Mangkunegara V. Masa pemerintahan Mangkunegara V berakhir tahun 2 Oktober 1896 karena meninggal setelah mengalami kecelakaan di Wonogiri dalam usia 41 tahun.

Dalam berbagai literatur disebutkan bahwa mangkatnya Mangkunegara V tidak meninggalkan putra mahkota sehingga menurut salah satu sumber dikatakan bahwa penggantinya sebagai Mangkunegara VI adalah adiknya adalah atas persetujuan dan arahan dari ibundanya GRay. Dunuk.

Dua putra Mangkunegara V yakni KPH.Suryakusuma dan RMA. Suryasuparta secara potensial adalah generasi penerus Mangkunegara tetapi karena suatu proses politik dan kekuasaan yang terus berjalan mengharuskan kedua kakak beradik itu dengan rela harus menerima keberadaan pamannya KPH.Dayaningrat sebagai Mangkunegara VI yang mengemban tugas menyelamatkan keuangan kerajaan yang terjebak dalam hutang kepada kerajaan Belanda.

Panggung Kesenian

Panggung kesenian Jawa pada masa Mangkunegara V mengalami kemerosotan yang diakibatkan oleh berkurangnya pendanaan yang mengalir dari Istana ke Panggung sebagai akibat dari kemunduran karena adanya kemerosotan keuangan kerajaan sebagai akibat menurunnya produksi gula dengan munculnya komoditi gula bit di pasaran Eropa (Rick- lefs,1991). Pada masa pemerintahanya, Mangkunegara V sangat mementingkan perkembangan dalam bidang seni. Kesenian Wayang Wong gaya Surakarta yang di ciptakan oleh Pangeran Sambernyawa dan memuncak dalam jaman Mangkunegara IV sedikit menggelepar sebelum akhirnya seorang Tionghoa bernama Gam Kang dengan restu Mangkunegara V (1895) mendirikan Grup Wayang Orang profesional diluar Istana yang pertama di Surakarta dengan nama Wayang Wong Sriwedari.

Bintang Jasa Mangkunegara V

Mangkunegara V adalah pemegang bintang Singa Netherlands.



Referensi
  1. Cariyos Kêkesahan saking Tanah Jawi dhatêng Nagari Walandi, 1916, Suryasuparta, Seri dari: Serie uitgaven door bemiddeling der Commissie voor de Volkslectuur, Jenis: Cetakan, Bhs. Jawa, Hrf. Jawa, Bentuk: Gancaran, Jml.hal. 234, No.Rec. 530
  2. Cariyos Lêlampahanipun Ki Padmasusastra Dhatêng Nagari Nèdêrlan, 1935, Jayang Gêni, Jenis: Carik, Bhs. Jawa, Hrf. Jawa, Bentuk: Gancaran, Jml.hal. 31, No.Rec. 249
  3. http://www.persee.fr/web/revues/home/prescript/article/arch_0044-8613_1982_num_24_1_1771
  4. http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:boVPC0rBQRkJ:en.rodovid.org/wk/Person:26116+Mangkunegara+V&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id
  5. http://gondosuputran.blogspot.com/2007/03/legiun-mangkunegaran.html
  6. Wasino, Kapitalisme Bumi Putra, Perubahan Masyarakat Mangkunegaran.

Lampiran-Lampiran

 1. KPH.Suryakusuma 

KPH. Suryakusuma terlahir dengan nama kecil BRM. Samekto pada tanggal 8 Oktober 1873 adalah putera Mangkunegara V yang notabene adalah kakak dari RMA. Suryasuparta. Keberadaannya sebagai seorang Pangeran yang memiliki hak waris terhadap tahta Mangkunegaran menjadi pekerjaan rumah yang misterius berhubung segala hal yang bersangkut paut dengan kedudukannya sebagai pewaris tahta tidak ditemukan dalam literatur secara memadai. Ketika KGPAA Mangkunegara V wafat, KPH. Suryakusuma berusia 22 tahun.

Pewaris Tahta Kerajaan

Tidak adanya literatur yang secara umum diketahui apalagi dicetak menjadikan sesuatu yang ditengarai sebagai suatu kemisteriusan lambat laun mengemuka di areal publik. Perebutan, pergeseran dan pelenyapan para pesaing serius dalam blantika kekuasaan Jawa sebenarnya sudah bukan barang baru karena sudah menajdi rahasia umum yang mengharuskan masyarakat untuk berdiam menerima apa adanya segala informasi yang datang dari kelas penguasa. Para kelas penguasa pada sisi tataran tertentu memang membutuhkan dukungan dan legitimasi bagi jabatan dan kekuasaan yang dipegangnya dan untuk hal ini mereka dengan tangkas dan lihay melakukan intervensi dan hegemoni terhadap wacana dalam masyarakat beserta manipulasinya aneka informasi.

Gelar Pangeran

Sebagai sebuah nama yang melengkapi gelar bangsawan dalam kedudukannya, Suryakusuma merupakan nama yang pernah dipergunakan oleh para leluhur Mangkunegaran seperti; Amangkurat IV, Mangkunegara I, Pangeran Arya Mangkunegara yang kesemuanya menunjukan suatu penjenjangan bagi yang bersangkutan untuk menjadi Raja.
Sebagai putera laki laki yang sulung dari Mangkunegara V, KPH. Suryakusuma sewaktu ayahandanya meninggal belum menjadi Pangeran Prangwadana atau putra mahkota.Sebagaimana biasanya sebagai calon penerus Prangwadana, KPH. Suryakusuma dikirim ke negeri Belanda untuk belajar.

Referensi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar