Kamis, 10 Maret 2011

Pangeran Sambernyawa (1)


Mas Said/Pangeran sambernyawa adalah seorang pejuang yang besar, tangguh dan seorang tokoh yang dikenal dekat dengan rakyat (Hartono As,UNDIP: Skripsi Sejarah, 2007).Mas Said begitu cekatan sebagai Panglima Perang dan tidak terasa menjadi idola semua pihak baik tua muda, besar kecil, laki laki-perempuan,para pembesar maupun rakyat kecil ( Soekirno, Ade. Ceritera Rakyat Jawa Tengah: Pangeran Sambernyawa Pendiri Dinasti Mangkunegara,Jakarta, Gramedia:1993:26).

Belanda sangat segan menghadapi Mas Said dan pasukannya.Dalam pengejaran Belanda pasukan Mas Said terpaksa bersembunyi di gua gua dan meskipun dapat dipukul serta dicerai berai kan oleh Belanda, Mas Said mendapat dukungan dari rakyat yang secara beramai ramai menggabungkan diri menjadi pasukan Pangeran Sambernyawa (Kartodirdjo,Sartono,Pengantar Sejarah Baru, Jakarta:Gramedia, 1988,hl.21).

Tanpa mengurangi rasa hormat pihak lainnya, Prof. M.C.Ricklefs mengungkapkan rasa kagum kepada sang Pangeran.Mendekati perjanjian Gianti 1755 Mas Said telah menimpakan kekalahan yang serius kepada pihak lawannya, dalam konsesnsus elite dan dukungan, para elite Jawa lebih memilih Mas Said yang populer dan flamboyan (Ricklefs,2001,89).
Mas Said tidak mau menyerah kepada salah satupun dari ke dua penguasa Jawa ketika Belanda mendesak untuk melakukannya.Mas Said balik mendesak Belanda untuk mendapat kekuasaan sepertiga bagian Kerajaan Jawa (Ricklefs,138). Kompeni ingin keluar dari permasalahan jawa sepenuhnya.Menjelang awal februari 1757 Sunan sepakat menemui mas Said di luar kota Surakarta (Ricklefs, 139).

Setelah Perjanjian Salatiga 17 Maret 1757, Mataram terbagi ke dalam tiga kekuasaan dan kekuatan politik. Dari ketiga nya Mas Said (Mangkunegara I) adalah yang paling garang (Ricklefs, 161). Mas Said jarang melepaskan peluang untuk mengemukakan kebenciannya terhadap Belanda bilamana tidak ada yang bisa diperoleh dengan sikap tunduk (Ricklefs,161).

Ketangguhan dan keuletan nya dalam peperangan tidak berkurang setelah keadaan damai dicapai dengan pembagian 3 wilayah kekuasaan.Peperangan dengan medan baru menjadi lebih rumit dan membikin belanda panik sehingga dalam kesulitan kesulitan yang dihadapi Belanda sosok Mas Said/Mangkunegara I tetap menjadi faktor yang menggoyang Belanda yang semakin mengalami kemerosotan finansial.

Persoalan hak paten nama kemudian perkawinan dan lebih lebih lagi persoalan perkawinan Mangkunegara I dengan Ratu Bendoro sempat menimbulkan ketegangan yang memuncak menjadi perang terbuka.



Sulung Prabuwono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar