Rabu, 30 Maret 2011

KGPAA. Mangkunegara IV (Lanjutan)

PERGULATAN BELANDA DENGAN MANGKUNEGARAN MASA MANGKUNEGARA IV (6)

Belanda dan Mangkunegaran terikat dengan kontrak politik jangka pendek dan dalam kontrak perjanjian itu keduanya saling mengakui keberadaan masing masing di tanah Jawa.
Pergulatan yang terjadi antara keduanya terlihat dalam tataran ekonomi, kebudayaan dan militer.

1. Ekonomi

Dalam tataran ekonomi, Mangkunegaran diuntungkan karena tanah tanah yang dipergunakan sebagai lahan perkebunan dan pertanian tidak dibebani denan sewa tanah.Hal ini berbeda dengan perusahaan perusahaan swasta Belanda yang beroperasi di Jawa untuk menjalankan usaha perkebunannya selalu mengalami beban sewa kepada para tuan tanah yang rata rata adalah para bangsawan kerabat penguasa (Kraton).

Selalin beban sewa tanah, para swasta Belanda juga memiliki beban pengerahan tenaga kerja untuk buruh perkebunan dan pertanian dengan sistem sewa.Berbeda dengan Mangkunegaran yang dengan leluasa dapat mengerahkan tenaga kerja dengan upah yang tidak mendatangkan banyak tuntutan tetapi mendapat jaminan dari kraton untuk kehidupan yang memadai.

Dengan kegiatan di bidang ekonomi ini, Mangkunegara IV memulihkan kembali suatu etos dagang dan perekonomian orang Jawa yang terancam hilang dengan hadirnya Belanda yang menggeser peran dagang para saudagar saudagar Jawa.Mangkunegara IV membangun sistem gotong royong dalam memperkuat kerajaan di idang ekonomi.Rakyat dilibatkan untuk bekerja dan mendapatkan upah memadai untuk kehidupan keluarganya.

2. Kekuasaan

Sistem Tanam Paksa tidak dapat dilaksanakan pada wilayah kerajaan yang memiliki kekuasaan seperti Mangkunegaran.Dengan dukungan kekuasaan raja yang sekaligus juga usahawan itu mampu mengendalikan dan mengatur kepentingan usahanya tanpa mendapat gangguan karena kraton lain tidak ada yang mampu memulai usaha yang dianggapnya masih asing.

PERGULATAN BELANDA DENGAN MANGKUNEGARAN MASA MANGKUNEGARA IV (7)

Mangkunegara IV menyatukan antara penguasa dengan rakyat untuk dijelmakan menjadi kekuatan yang menumbuhkan kekuatan ekonomi yang menopang kerajaan.

3. Kebudayaan

Dalam bidang kebudayaan Mangkunegara IV memfilter yang datang dari Eropa dan merumus ulang untuk dijadikan Jawa seperti merekonstruksi pakaian eropa menjadi langenharjan hingga tampil sebagai busana yang khas Jawa.
Dalam bidang Sastera beberapa karyanya menunjukan tingkat produktivitasnya yang tinggi untuk menampilkan kembali ke "Jawa" an yang mendapatkan bentuk yang baru tanpa meninggalkan jati dirinya.

Tekhnologi konstruksi yang dikuasai barat diserap untuk di-Jawa-kan seperti tampak dalam pembangunan Pendapa Ageng Mangkunegaran.Siatem kayu yang dipadukan dengan elemen elemen logam cor dan penataan sistem ruang istana telah menghadirkan istana Mangkunegaran memiliki citra sebagai Tempat tinggal Pangeran bergaya Imperial.

PERGULATAN BELANDA DENGAN MANGKUNEGARAN MASA MANGKUNEGARA IV (8)

Terhadap penguasa penguasa di Nusantara, Belanda memberi suatu dukungan modal ekonomi, militer dan kekuasaan yang menyebabkan keduanya terjalin kedalam sistem yang menindas rakyat. Penguasa lokal membutuhkan modal untuk meneguhkan kekuasaan di daerahnya dan pada gilirannya mengekploitasi rakyat didaerahnya untuk kepentingan kekuasaannya, sebaliknya penguasa lokal karena sudah menerima bantuan modal memobilisasi dan menekan rakyatnya untuk memenuhi kebutuhan Belanda pada usaha usaha di perkebunan perkebunan yang didirikan di Jawa ini.terhadap pembangkangan yang dilakukan oleh sekelompok atau beberapa kelompok dalam masyarakat kepada penguasa lokal maka Belanda memberi bantuan dan dukungan meiliter untuk meredamnya.

Mangkunegaran dalam melawan hegemoni belanda lewat penguasa penguasa lokal melakukan usaha dengan modal sendiri untuk membiayai usaha usahanya dan mengerahkan tenaga kerja rakyatnya dengan pendapatan yang mensejahterakan.Kita dapat melihat beberapa data bahwa pertumbuhan penduduk di sekitar wilayah perkebunan Mangkunegaran mengalami penambahan penduduk dengan cepat, dan ini berarti harapan akan jumlah tenaga kerja untuk pabrik dan perkebunan tidak terancam kekurangan.

Meningkatnya kemakmuran di wilayah Mangkunegaran sedikit banyak mengundang peri laku kejahatan seperti pencurian dan perampokan berhubung wilayah wilayah yang tidak tersentuh peningkatan ekonomi menampilkan kondisi kesenjangan ekonomi yang mencolok.

Wilayah Mangkunegaran menjadi sasaran penjarahan secara diam diam...
(bersambung)

Sulung Prabuwono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar