Kamis, 24 Maret 2011

Tulisan Yang Hilang (1)


pangeran sambernyawa wong agung  
Prikazujem postove 1 - 30 od ukupno 43.
  • Sulung
    Mas Said/Pangeran sambernyawa adalah seorang pejuang yang besar, tangguh dan seorang tokoh yang dikenal dekat dengan rakyat (Hartono As,UNDIP: Skripsi Sejarah, 2007).Mas Said begitu cekatan sebagai Panglima Perang dan tidak terasa menjadi idola semua pihak baik tua muda, besar kecil, laki laki-perempuan,para pembesar maupun rakyat kecil ( Soekirno, Ade. Ceritera Rakyat Jawa Tengah: Pangeran Sambernyawa Pendiri Dinasti Mangkunegara,Jakarta, Gramedia:1993:26).

    Belanda sangat segan menghadapi Mas Said dan pasukannya.Dalam pengejaran Belanda pasukan Mas Said terpaksa bersembunyi di gua gua dan meskipun dapat dipukul serta dicerai berai kan oleh Belanda, Mas Said mendapat dukungan dari rakyat yang secara beramai ramai menggabungkan diri menjadi pasukan Pangeran Sambernyawa (Kartodirdjo,Sartono,Pengantar Sejarah Baru, Jakarta:Gramedia, 1988,hl.21).

    Tanpa mengurangi rasa hormat pihak lainnya, Prof. M.C.Ricklefs mengungkapkan rasa kagum kepada sang Pangeran.Mendekati perjanjian Gianti 1755 Mas Said telah menimpakan kekalahan yang serius kepada pihak lawannya, dalam konsesnsus elite dan dukungan, para elite Jawa lebih memilih Mas Said yang populer dan flamboyan (Ricklefs,2001,89).
    Mas Said tidak mau menyerah kepada salah satupun dari ke dua penguasa Jawa ketika Belanda mendesak untuk melakukannya.Mas Said balik mendesak Belanda untuk mendapat kekuasaan sepertiga bagian Kerajaan Jawa (Ricklefs,138). Kompeni ingin keluar dari permasalahan jawa sepenuhnya.Menjelang awal februari 1757 Sunan sepakat menemui mas Said di luar kota Surakarta (Ricklefs, 139).

    Setelah Perjanjian Salatiga 17 Maret 1757, Mataram terbagi ke dalam tiga kekuasaan dan kekuatan politik. Dari ketiga nya Mas Said (Mangkunegara I) adalah yang paling garang (Ricklefs, 161). Mas Said jarang melepaskan peluang untuk mengemukakan kebenciannya terhadap Belanda bilamana tidak ada yang bisa diperoleh dengan sikap tunduk (Ricklefs,161).

    Ketangguhan dan keuletan nya dalam peperangan tidak berkurang setelah keadaan damai dicapai dengan pembagian 3 wilayah kekuasaan.Peperangan dengan medan baru menjadi lebih rumit dan membikin belanda panik sehingga dalam kesulitan kesulitan yang dihadapi Belanda sosok Mas Said/Mangkunegara I tetap menjadi faktor yang menggoyang Belanda yang semakin mengalami kemerosotan finansial.

    Persoalan hak paten nama kemudian perkawinan dan lebih lebih lagi persoalan perkawinan Mangkunegara I dengan Ratu Bendoro sempat menimbulkan ketegangan yang memuncak menjadi perang terbuka.

    otprilike prije 11 mjeseci
  • Puguh
    Persoalan hak paten nama kemudian perkawinan dan lebih lebih lagi persoalan perkawinan Mangkunegara I dengan Ratu Bendoro sempat menimbulkan ketegangan yang memuncak menjadi perang terbuka.
    ============================

    Saya pribadi sangat menyayangkan atas perpisahan antara Sinuwun MN I dan Ratu Bendoro, sebab bagaimanapun Ratu Bendoro merupakan Prameswari yang selalu setia menemani Sinuwun MN I selama dalam masa perang gerilya...dalam suka dan duka Ratu Bendoro merupakan wanita yg cantik namun hatinya tegas dan berpendirian teguh beliau merupakan pendekar wanita yang pemberani kedigjayaan beliau tidak kalah dengan Sinuwun MN I bijaksana dan berhati suci. Sesungguhya Ratu Bendoro memiliki andil yg tidak sedikit dalam berdirinya cikal bakal Puro Mangkunegaran.

    otprilike prije 10 mjeseci
  • Andre
    ratu Bendoro dan Eyang MNI mempunyai keturunan seorang putri tp kl tidak salah meninggal..alasan perpisahan (lebih tepat dipisahkan) karena HB tidak mau kesultanan yogyakarta mempunyai raja seorang P. Sambernyawa yang notabene adalah menantunya sendiri...............
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Budi
    waduh saingan terus ya..............belanda masuk pecah belah...divide et impera......sekali lagi belanda yg menang......belanda maen catur lagi dengan apik...........keadaan saya rasa serumit bangsa kita sekarang........cuman bedanya barangkali ......antar partai yg mengaku membela rakyat kali yaaaaaaaa..........sedang rakyat.......bengong terus......................
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Sulung
    sebelum membahas soal Ratu Bendoro dan Pangeran Sambernyawa ada baiknya kita ikuti tahun tahun tertentu untuk melacakj keberadaannya.

    1. 19 Mei 1746 Pangeran Mangkubumi meninggalkan Keraton Mataram yang berpusat di Surakarta dan menggabungkan diri dengan Mas Said. Pada tahun itu pula Mas Said menikah dengan Rara Inten/Ratu Bendoro puteri Pangeran Mangkubumi.Sangat jelas bahwa P.Mangkubumi meninggalkan Keraton tidak sendiurian tetapi bersama keluarganya.Pernikahan Mas Said dengan Ratu Bendoro adalah tanda dan pengikat persekutuan Mas said dengan Pangeran Mangkubumi.

    2. Tahun 1752 persekutuan Mangkubumi dengan mas Said pecah dan perepecahan persekutuan tidak mempengaruhi kesetiaan ratu Bendoro kepada suaminya.Ratu Bendoro tetap bersama Mas Said.

    3.Setelah perjanjian salatiga 1757 Pangeran Mangkubumi/Sultan HB I mengundang MN I dan isterinya Ratu Bendoro untuk berkunjung ke Yogyakarta menemui mertua dan ayahandanya.MN I enggan melakukan kunjungan dan tetap di Surakarta bersama Ratu bendoiro.

    4.Awal tahun 1758 timbul desas desus dan kasak kusuk bahwa kunjungan MN I dan ratu Bendoro ke Yogyakarta akan dilakukan tetapi kun jungan tidak terjadi.

    5.Bulan Juni 1761 Ratu Bendoro untuk pertama kali nya datang ke Yogyakarta mengunjungi ayahandanya.

    6. 1763 Ratu bendoro kembali datang ke Yogyakarta dan tidak akan kembali lagi ke Surakarta atas keputusannya sendiri. MN I menuduh bahwa isterinya (Ratu Bendoro) ditahan di Yogyakarta dan segera pasukan pasukan bersenjata disiapkan un tuk menyerbu Yogyakarta. Sultan HB I berekras hati bahwa dirinya tidak bersalah dalam ke tidak mau an Ratu Bendoro kembali ke Surakarta karena keputusan tidak kembali ada pada Ratu Bendoro.

    7. Bulan desember 1763 perceraian Ratu Bendoro dengan MN I diatur kemudian oleh Kompeni-Sultan-Susuhunan.

    8. Desember 1765 Ratu Bendoro menmikah dengan Pangeran Dipanegara putra Pangeran Ngabehi Saloring Pasar.

    9. Bulan Juli 1787 Pangeran Dipanegara menin ggal dan bulan desember 1787 Residen Palm melaporkan adanya surat menyurat Ratu Bendoro dengan MN I.Ratu Bendoro berniat kembali ke Surakarta.
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Andre
    sepanjang sepengetahuan saya, Ratu Bendoro diminta pulang karena ayahandanya Sulata HB I sedang sakit keras....tetapi sesampainya di Yogyakarta Ratu Bendoro tidak diperbolehkan pulang kembali ke Mangkunegaran...Hal ini membuat Ey MNI murka ditambah HB I menginginkan perceraian antara anaknya dengan Ey MNI...(didasari karena HBI tidak mau Ey MNI naik sebagai raja di Yogya)..Akhirnya Ey MN I mengajukan syarat perceraian dimana Ratu Bendoro tidak diperbolehkan menikah lagi..kalaupun Ratu Bendoro menikah lagi berarti ada pelanggaran kesepakatan oleh pihak Kesultanan...Cinta sejati tidak akan pernah padam..Ratu Bendoro sangat setia mengikuti Ey MNI semasa perang gerilya...ini juga salah satu sebab mengapa asal usul tidak diperbolehkan perkawinan antara wong Solo dan wong Yogya...
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Puguh
    Sedikit tambahan Sinuwun ...PB. III dan Sri Mangkunegara I menyerbu Yogyakarta, perselisihan berakhir ...salah satunya kesepakatannya yaitu MN I diberi ganti rugi oleh Kanjeng Ratu Bendoro, berupa daerah Pajang.
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Sulung
    @ Romo Andre A.:Asal muasalnya wong Yogya juga dari wong Solo.Sultan HB I kan wong Solo juga.Terlepas ini semua saya pikir dimana pun kalau hubungan antara menantu dengan mertua sejauh lepas dari dunia politik tetap akan berjalan dengan normal normal saja(maaf lho ini Romo Andre ini soal berpendapat saja).MN I dan HB I adalah menantu dan mertua yang sama sama bergulat di politik kekuasaan dan arena, tentu jalinan rumit terjadi.

    Pangeran Ngabehi Saloring Pasar di waktu muda nya bernama RM Sandeya.Lha kados pundi puniko Romo Andre...meski sudah pindah ke Yogya kan RM Sandeya yang berganti nama Pangeran Ngabehi Saloring Pasar juga wong Solo. Menurut saya ada faktor yang dilebih lebih kan dalam ketidak bolehan itu.Memang kalau sampai terjadi perkawinan biasanya yang dari Yogya kadang kalah awu hahahaha...tetapi meski begitu bukan alasan prinsip lah.(makaten atur dalem Romo)

    @Puguh Raditio: Itulah yang kita urai dalam diskusi ini bahwa jalinan rumah tangga menjadi melebar dalam urusan kerajaan.
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Andre
    Betul Mas Sulung..wong Yogya ya asalnya dari solo jg..ini merupakan asal usul mengapa tidak dianjurkannya perkawinan Yogya - Solo...secara kebudayaanpun model blangkon berbeda...Meskipun secara fakta banyak terjadi perkawinan antar Kasunanan - Mangkunegaran-Pakualaman dan Kasultanan...
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Sulung
    Soal Blangkon menurut saya itu mode dan ternyata pembagian Mataram juga merupakan "TUGAS" baru dari para pengemban Culture Jawa.Yogya telah memilih untuk mempertahankan yang lama ...artinya budaya Jawa yang dikembangkan di yogya berpijak pada akar akar budaya Jawa lama.Solo telah memilih yang baru...ini artinya budaya Jawa dikembangkan dan dijalankan dengan inovasi inovasi baru tanpa harus meninggalkan ke"Jawa" an nya.

    Sekarang ini kita sebgai yang mengalami dalam generasi ini tentu nya tidak bakalan meng hilang kan ke Jawa an kita di negeri Ini.
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Puguh
    Memang sekarang sudah banyak orang jawa yg hilang ke Jawa annya, atau hanya sebagian saja budaya jawa yg diambil untuk keperluan2 tertentu saja, Contoh dalam film orang memakai blangkon lalu memegang keris dengan background latar tengkorak manusia, sebenarnya menjadi pencitraan negatif bagi masyarakat jawa. Tahunya generasi penerus sekarang bahwa budaya jawa banyak mengandung unsur2 klenik. padahal ini semua adalah pembodohan.

    Coba sekarang kita lihat tempat2 modern seperti Spa mereka menggunakan unsur wangi-wangian seperti bunga mawar, melati dll umtuk terapi, tapi leluhur kita sudah sedari dulu menggunakan cara tsb dalam kehidupan sehari-hari.
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Sulung
    @Puguh Raditio: hahahhaha itu memang terjadi mas tetapi tidak harus di salah mengerti lah.Kesan negative mungkin sebagai penyedap humor saja lah....
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Unos obrisan
    otprilike prije 10 mjeseci
  • Adi
    @mas Aditya....

    Seingat saya, MN I dan PB III adalah bersaudara sepupu.... Jika tidak salah setelah diangkat menjadi PB III, PB III berniat untuk mendamaikan antara Kasunanan dan Mangkunegaran..... Pada pertemuan di salah satu desa di luar Surakarta, PB III pergi dari kraton dan menjumpai MN I... Di salah satu desa (saya lupa namanya)... Kedua saudara sepupu ini kemudian bertemu dalam suasana haru (bertangis-tangisan), karena situasi dan kondisi yang menyebabkan mereka dalam posisi yang tidak mengenakkan padahal mereka masih bersaudara .... Akhirnya, MN I pun menyetujui perdamaian yang ditawarkan PB III tersebut.... Yang secara resmi, di atur dalam Perjanjian Salatiga (17 Maret 1757) ..... Bahkan dalam perjalanan waktu, selanjutnya MN I dan PB III menjalin hubungan besan yakni menikahkan putra MN I yang bernama KPH Prabuwidjoyo dengan putri PB III yang bernama Kanjeng Ratu Alit... Makam kedua pasangan ini ada di Astana Mangadeg....

    Mohon koreksi jika salah...

    Nuwun...
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    @Mas Aditya dan Mas Adi: Istilah penjajah itu adalah image yang di tanam dalam sejarah Indonesia.Yang namanya dijajah itu sebenarnya bangsa yang terjajah sudah tidak memiliki harga diri dan kemerdekaan penuh.VOC Belanda di Jawa memainkan peran yang unik dalam percaturan politik Jawa masa itu.Orang orang Jawa yang dalam hal ini adalah para bangsawan yang bertikai atau konflik dalam menyelesaikan selalu memilih cara dengan kekuatan militer/bersenjata.

    Perjanjian Gianti dan Salatiga adalah cara dari orang Jawa dalam menyelesaikan pertikaian melalui meja perundingan.Belanda sebagai kekuatan dagang VOC memainkan peran layaknya sebuah Pemerintahan negara dan belanda oleh orang Jawa bagaimana pun harus rela untuk mengakui adalah sekutu bagi pihak pihak yang bertikai untuk melindungi diri dari rival rival nya.

    Ketika perjanjian Gianti terjadi, MN/Mas Said menghadapi 3 kekuatan yang bersekutu yaitu; Belanda-Kasunanan_Kasultanan. Para pengikut mas Said setelah perjanjian Gianti banyak yang meninggalkannya untuk bergabung dengan salah satu dari dua Kerajaan yang kemudian muncul.

    Peperangan menghasilkan keadaan serie yaitu tidak ada yang menang mutlak mengungguli yang lain.Dua Keraton;Surakarta dan Yogyakarta setelah perjanjian Gianti memiliki asas legal dan diakui keberadaannya sebagai sebuah pusat kekuasaan.

    Dalam hal itu Mas Said dengan adanya Perjanjian Gianti menjadikan diri dan pengikutnya tidak memiliki legitimasi.Mas Said dianggap sebagai pemberontak.

    Jalan perang tidak menghasilkan tujuan maka perubahan taktik dan strategi untuk mencapai tujuan pun dialihkan dengan jalan lain yaitu perdamaian.Mas said/MN I dalam perjanjian Salatiga tidak menyerah.

    Mas Said/MN I dalam tawar menawar dengan Belanda mencapai kesepakatan;
    1. Sepeninggal PB III yang menjadi PB IV adalah Mas Said.
    2. Sepeninggal HB I maka yang menjadi Sultan di Yogyakarta adalah Mas Said/MN I.Mas said memiliki "Claim" atas tahta Yogyakarta karena Mas Said adalah menantu HB I.

    Pada periode berikutnya Janji dari Belanda itu ditagih oleh Mas Said/MN I.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Andre
    Penawaran dari Belanda adalh : Ey Sambernyawa dijadikan Putra Mahkota di Kasunanan..Sedangkan Ey Sambernyawa tetap meminta tahta Mataram yang artinya hanya ada 1 kerajaan di Jawa..tetapi hal ini tidak dapat dikabulkan oleh Belanda karena sudah terlanjur mengangkat Sultan di Yogyakarta

    Salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    Tawar menawar sebelum perjanjian Gianti untuk mengakhiri pertumpahan darah disini Mas Said menolak tawaran menjadi Putra Mahkota.Mas Said hanya mau menjadi Sunan alias penguasa Tunggal Mataram.Tidak ada kesepakatan dan peperangan pun dilanjutkan.

    Mas Andre jangan terbalik lho.Calvin Ricklefs Sejarahwan Ulung mengenai Jawa menyatakan dalam disertasinya bahwa tawaran menjadi Putra Mahkota untuk Mas Said dan dijawab oleh Sang Pangeran yang Flamboyan hanya mau jadi Sunan bukan putra Mahkota itu mendahului perjanjian Gianti.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Kurniawan
    sejarah oh..sejarah kisah riwayat para pejuang jaman dahulu kala yang gaungnya akan terasa hingga akhir dunia ada yang terbuka dan ada yang tertutup misteri...Hmmm semakin misterius semakin asik untuk ditelaah dan didiskusikan

    salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Andre
    ada yang rancu disini...saat itu ey MN1 mengangkat P.Mangkubumi sebagai Sultan untuk menandingi Kasunanan...baru setelah itu perjanjian Giyanti...Menurut data2 yang aku dapat setelah Giyanti Ey MN1 meminta tahta Mataram..

    Salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    MN I dengan nama Pangeran Adipati Suryakusuma menjadi bemper naiknya pangeran Mangkubumi sebagai Sunan Mataram untuk menandingi Sunan Mataram yang di bemperi oleh Belanda.Sebagai orang dekat Pangeran Mangkubumi (menantu) dan orang kuat yang berani menjadi bemper dalam saat ketegangan yang berlanjut pertumpahan darah, Pangeran Adipati Suryakusuma/Mas Said adalah " Ayam jantan Sabung" bagi Mataram tandingan (Dalam kisah pedhalangan yang digubah oleh gragrak pedhalangan Yogyakarta-Surakarta-Mangkunegaran show ini tampil dalam " Kongso Adu jago").

    Sunan Kuning/Mas Garendi-Sunan Paku Buwono-Mas Said/Mangkunegoro I adalah petarung petarung yang memiliki latar belakang legitimasi " Hak Tahta " dengan perbedaan; PB III menggantikan PB II dengan dukungan Belanda, Sunan Kuning/Mas Garendi adalah cucu Sunan Amangkurat III (Putra P. Teposono) yang oleh belanda Amangkurat III digulingkan dan diganti dengan PB I. Mas Said/MN I putra P. Arya Mangkunegoro yang dibuang ke Sailan supaya hak tahta sepeninggal Amangkurat IV diduduki calon PB II (Jabatan dengan nama Arya mangkunegoro adalah jabatan calon raja seperti hal nya Amangkurat IV juga bernama demikian).

    Tiga petarung; Sunan Kuning-Sunan PB II-Mangkunegoro I/Mas Said sudah saling berhadapan dan bersekutu dan petarung Sunan Kuning kemudian hilang dari percaturan jawa.Tinggal tiga dua petarung Sunan PB II dan Mas said/MN I dibantu Pangeran Singasari.

    Mendekatai perjanjian Giyanti itu secara tiba tiba kembali muncul tiga petarung dengan petarung baru yaitu Pangeran Mangkubumi. Akar historis petarung Mangkubumi menjadi rancu karena pangeran Mangkubumi semula berada di group Sunan PB II.

    Rasionalitas tuntutan MN I/Mas Said terhadap tuntutannya atas tahta Mataram dapat dilacak dari jabatan dan nama ayahnya Pangeran Arya Mangkunegoro yang disipakan ayahandanya (Amangkurat IV) sebagai penggantinya, dengan kata lain karena terjadi penggusuran secara paksa terhadap Pangeran Arya Mangkunegoro maka tahta Mataram tidak sampai ke Mas Said/MN I.

    Dalam memperebutkan supremasi Tunggal atas Mataram, tuntutan Mas Said adalah baku yaitu Tahta Mataram.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Andre
    Nama lain Eyang RM Said adalah RM Soerjokoesoemo jadi bukan Pangeran Adipati Suryakusuma nama menjadi penting karena banyak sekali gelar dan kesamaan nama di waktu bersamaan maupun berbeda......sedangkan nama Ayahanda Beliau adalah Kanjeng Pangeran Arya Mangkunegoro....

    Salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    Iya oke terima kasih pembetulan nama nya.Saya kadang sedikit mengabaikan soal nama ketika obyek yang menjadi pelaku dalam kejadian itu sudah teridentifikasi dengan jelas seperti kalimat: Sultan Mangkubumi ...oooo ini maksudnydad Sultan HB I.Kemudian Pangeran Adipati Juru patih Mangkubumi...ooo ini maksudnya Pangeran Adipati Natakusuma. Pangeran Adipati Suryakusuma senopati perang sekaligus merangkap patih Sultan....ooo ini maksudnya Mas Said.

    Oke mas Andre tengkyu atas koreksinya.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Kurniawan
    wah kagak bisa begitu dunk mas sulung nama seseorang itu penting mungkin buat mas sulung jelas tapi bagi yang lain khan belum tentu he..he..he.....pisss ah........

    salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    @Kurniawan S: oke saya susun dulu nama nama yang baku biar pas dan sesuai.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Adi
    Setuju dengan mas Andre Adriano.
    Penulisan nama sebaiknya hati-hati, mengingat banyak kesamaan nama dan gelar pada kurun waktu yang berbeda bahkan dari kraton yang berlainan sering terdapat nama yang sama dan tidak semua generasi muda mengetahui ataupun hafal sejarah leluhur secara komprehensif ... Salah tulis nama dapat berarti salah sangka individu yang dimaksudkan.
    Nuwun .....
    :)
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    @Mas Kurniawan,@Mas Adi dan @Mas Andre kita mulai lagi dengan suatu keterangan yang saya sampaikan untuk mengurai “mengapa Belanda selalu ikut campur tangan” dalam urusan pemerintahan Mataram.

    VOC adalah Perkumpulan Dagang Belanda yang beroperasi di kepulauan Nusantara untuk kepentingan berdagang.Selanjutnya VOC dalam “kiprah” nya secara bergantian disebut sebagai Belanda, Kompeni atau Londo bagi orang Jawa. Apa pun sebutannya untuk VOC dengan Belanda, Kompeni atau Londo sampai VOC sebelum dibubarkan adalah mengidentifikasi pada Perkumpulan Dagang Belanda yang bermarkas di Batavia.

    Ada pun Mataram adalah Negara Jawa warisan Sultan Agung yang secara real menguasai sebagian besar pulau jawa dan Madura kecuali Batavia dan Banten.

    Selanjutnya kita sampaikan dalam episode beruntun yang melatar belakangi pergaulan Mataram dengan belanda sampai mencapai puncak pembagian Mataram.

    1. VOC atau Kompeni atau Belanda sebagai Perkumpulan Dagang oleh pemerintah Belanda di eropa diberi kewenangan layaknya sebuah Negara yang memiliki kewenangan membuat perjanjian-memiliki tentara-melaksanakan perang.VOC berisi orang orang Belanda dan Eropa.

    2. Tentara tentara VOC adalah tentara tentara bayaran yang personilnya diambil dari hasil kerja sama dengan penguasa lokal di Nusantara ini.

    3. VOC adalah sebuah kelompok kepentingan (Dagang) yang berkepentingan untuk mempengaruhi kekuasaan dan kebijakan negara. VOC tidak jauh berbeda dengan kelompok kelompok kepentingan yang selalu berusaha mendekati kekuasaan untuk mengambil keuntungan dalam operasi dagang perusahaannya.

    4. Karena begitu besarnya keterlibatan VOC/Belanda dalam struktur pemerintahan Mataram mengakibatkan VOC/Kompeni/Belanda memiliki potensi menjadi sasaran “Kambing Hitam”.

    5. Sebagai organisasi VOC berisi orang orang Belanda/Eropa yang dibekali dengan semangat Nasionalisme (Belanda) yang tinggi dan keunggulan berorganisasi. VOC menjadi kelompok yang kompak di Nusantara di banding Kelompok Lokal kekuasaan setempat.

    6. Ketika Pemberontakan Trunojoyo mencapai kemenangan dalam melawan Mataram, VOC tidak ambil perduli namun waspada. Sunan terguling Amangkurat Agung dalam pelariannya meminta/mendesak Belanda untuk merebut kembali Mataram dari tangan pemberontak Trunojoyo.

    7. VOC menyanggupi desakan/permintaan Sunan Amangkurat Agung karena dengan bantuan yang diberikannya maka VOC/Belanda bakal mendapatkan pantai utara Jawa dan Madura dalam bentuk kontrak sewa kepada Mataram.

    8. Adanya pemberontakan Trunojoyo kepada Mataram danm menang inilah VOC/Belanda memulai keterlibatannya dalam percaturan politik Kerajaan Mataram secara aktif.

    9. Pangeran Trunojoyo dan pasukannya dapat ditumpas dan Amangkurat II/Sunan Amral menggantikan ayahnya Sunan Amangkurat Agung menjadi penguasa Mataram.

    10. Secara diam diam Amangkurat II berusaha untuk melepaskan ikatan dengan Belanda/VOC/Kompeni dengan melindungi buruan Kompeni yakni Suropati di Kraton Mataram.Kepala garnisun Kompeni (Kapten Tack) yang mengejarn dengan pasukannya sampai ibukota Mataram dalam perang itu tewas di tangan Suropati.

    11. Mataram di tangan Sunan Amangkurat II berbalik menjadi ancaman bagi Belanda karena kompensasi jasa penaklukan Trunojoyo menjadi kabur, nasib kontrak sewa pantai utara menjadi tidak jelas.Pergantian Amangkurat II ke Amangkurat III semakin membuat nasib perjanjian yang telah disepakati menjadi tidak jelas karena kedua raja (Amangkurat II dan III) sama sama tidak bersahabat dengan VOC/Belanda.

    12. Dalam rivalitas antara pangeran Puger (calon PB I) dengan Amangkurat III Belanda campur tangan dengan memberi dukungan dan pengakuan kepada pangeran Puger sehingga yang bersangkutan naik tahta menggeser Amangkurat III/Sunan mas. Pangeran Puger sendiri adalah adik Sunan Amangkurat II dan setelah bertahta bergelar Sunan paku Buwono I.

    13. Dukungan Belandakepada Pangeran Puger menjadi penguasa mataram tidak lepas dari kepentingan “tagihan biaya perang dan kontrak sewa” yang disepakati dan dijanjikan oleh penguasa pendahulunya kepada Belanda.

    14. PB I bertahta di Mataram dan mengatur kembali perjanjian yang telah disepakati pendahulunya.

    15. Sampai pergantian PBI ke Amangkurat IV “ongkos/biaya perang penaklukan” Trunojoyo adalah biaya yang sbelumnya di tanggung oleh Kompeni/VOC/Belanda dan menjadi hutang kerajaan Mataram kepada VOC/Belanda/Kompeni. Sampai Amangkurat IV bertahta Belanda belum mendapatkan kembali modal yang telah dikeluarkannya untuk perang yang seharusnya ditanggung oleh kerajaan Mataram.

    16. Naiknya Amangkurat IV ke tampuk kekuasaan Mataram tidak membawa keberuntungan bagi belanda yang telah meminjamkan modal bagi keperluan biaya perang perang berlangsung (yang seharusnya menjadi tanggungan Mataram).

    17. Dalam pemerintahan Amangkurat IV itu Belanda memainkan peran aktif untuk mencari peluang bertahtanya Raja yang lunak dan kompromistis untuk membicarakan kembali perjanjian perjanjian kontrak dan biaya perang yang telah disepakatinya dengan para penguasa pendahulu. Belanda menjadi agresif dalam usaha mendudukkan calon pewaris tahta ke tahta Mataram yang nantinya bersikap lebih lunak dan bersahabat serta menguntungkan.

    18. Pada masa pemerintahan Amangkurat IV ini seorang pewaris tahta Mataram Pangeran Arya Mangkunegara merupakan duri dalam daging bagi kepentingan Belanda dalam mencapai tujuannya di mataram.Pangeran Arya Mangkunegara terbukti berani melawan campur tangan Belanda di Istana mataram dengan kekerasan dan kekuatan bersenjata. Bagi Belanda Pangeran ini sangat berbahaya bagi kepentingan Belanda yang sudah terkatung katung selama periode pergantian penguasa di Mataram, apalagi kalau sampai pangeran Arya Mangkunegara menduduki tahta Mataram menggantikan ayahnya Amangkurat IV. Belanda bisa bakalan tidak akan mendapat apa apa dan gigit jari di tangan raja yang keras dan anti Belanda.

    19. Untuk mengamankan kepentingannya sepeninggal Amangkurat IV Belanda lantas menerapkan strategi penyingkiran Pangeran Arya Mangkunegara yang potensial menjadi Raja Mataram dengan calon yang lebih lunak dan kompromistis untuk membicarakan ulang perjanjian dan hutang biaya perang yang ditanggung oleh Belanda.

    20. Pengganti Amangkurat IV adalah Paku Buwono II yang dalam pemerintahannya ini pergolakan dan perang terjadi secara besar besaran.

    21. Pada kurun waktu yang bersamaan kebijakan Belanda di Batavia yang membantai orang orang Tionghoa secara besar besaran mengakibatkan kemarahan orang orang Tionghoa yang kemudian menyatukan diri membuat huru hara menghabisi orang Eropa dan markas markas Belanda di Jawa sampai ibukota Mataram.Beberapa petinggi Mataram yang tergabung dalam Faksi anti Belanda/Pro Huru hara Tionghoa dengan dukungan Patih PB II yaitu Natakusuma berhasil memenangkan keberpihakannya untuk menunggangi kekuatan yang sedang marah ini demi kepentingan mengusir Belanda dari Kerajaan. Faksi ini kemudian menggabungkan diri dengan Mas Garendi/Sunan Kuning dan Mas Said.

    22. Patih Natakusuma, Mas Garendi/Sunan Kuning dan Mas Said adalah kelompok barisan sakit hati dan kecewa dalam struktur Kerajaan Mataram.

    23. Kelompok barisan sakit hati dan kecewa ini kemudian menggalang dan memobilisasi orang orang Tionghoa dan Jawa menjadi kekuatan yang digerakkan untuk menggulingkan Sunan paku Buwono II dari kekuasaan Mataram.

    24. PB II terguling dari kekuasaan Mataram dari mengungsi ke Ponorogo.Mas Garendi/Sunan Kuning kemudian dinobatkan sebgai Sunan Amangkurat V. Tergulingnya PB II sangat tidak menguntungkan bagi Belanda karena Amangkurat V (Mas Garendi/Sunan Kuning) sangat anti Belanda.Lagi lagi Belanda terancam tidak terbayarnya hutang kerajaan yang sudah lama terkatung katung.

    25. Dalam pengungsiannya PB II meminta bantuan kepada Belanda untuk mengambil tahta nya kembali dari kaum agresor. Bantuan Belanda tidak gratis begitu saja melainkan ada imbalan yang menyebabkan Mataram menjadi semakin tergantung pada Belanda.Dalam pengusiran agresor yang menduduki Istana mataram ini Belanda sekali lagi harus mengeluarkan ongkos/biaya untuk logistik perang dan akan diminta ganti kan kepada PB II nantinya selaku penguasa Mataram.

    26. Belanda mengontak Cakraningrat IV dari Madura untuk konsolidasi kekuatan mengusir Amangkurat V dan pengikutnya.Negosiasi awal antara Kompeni/Belanda/VOC dengan Cakraningrat IV dan PB II tidak membuahkan hasil karena Cakraningrat menuntut tahta Mataram untuk dirinya begitu Amangkurat V terguling. Negosiasi baru tercapai ketika PB II bersedia mengangkat kerabat Cakraningrat IV sebagai Permaisuri PB II dalam Kerajaan Mataram.

    27. PB II mendapatkan kembali tahta nya di Mataram setelah Amangkurat V/Sunan Kuning/Mas Garendi ganti digulingkan oleh kekuatan gabungan Cakraningrat IV-Kasunanan-Belanda.

    28. Mas Said sekutu Mas Garendi/Sunan Kuning/Sunan Amangkurat V lolos dari penangkapan dan pengejaran.Dengan basisnya di Sukowati Mas Said bersama Pangeran Singasari masih menjadi ancaman stabilitas Mataram. PB II yang telah mendapatkan kembali tahtanya bakal menciptakan kekecewaan baru untk kerabatnya dengan membuat sayembara penaklukan Mas Said berhadiah tanah Sukowati.

    29. Dengan kaburnya Pangeran Mangkubumi (bersama keluarganya) dari Kraton Mataram yang adalah penasehat terpercaya PB II dan juga adiknya PB II, barisan kecewa dan sakit hati tambah lagi satu.

    Mataram mengalami puncak konflik yang kemudian nantinya berlangsung dengan pembagian Mataram ke dalam tiga wangsa/dinasti. Para aktor yang terlibat dalam konflik dapat kita urai kurang lebih secara simpel sebagai berikut:

    1. Aktor VOC/Belanda/Kompeni; Adalah kelompok dagang yang mengalami nasib tidak beruntung karena kompensasi kompensasi jasa yang diberikan Belanda dalam membantu penguasa Mataram menakluk kan musuh musuh nya tidak mendapatkan imbalan yang memadai dalam waktu yang telah ditentukan.

    2. Aktor PB II sebagai pewaris kekuasaan dari kakek moyang nya menjadi penguasa Mataram “menanggung” beban hutang kerajaan kepada VOC yang tidak pernah terselesaikan karena jeratan hutang dan pemberontakan yang memakan biaya menghadapkan Mataram menjadi semakin tergantung kepada Kompeni/Belanda/VOC.

    3. Aktor Mas Said;Sebagai pewaris Mataram yang sadar akan ketergantungan Mataram kepada Belanda/VOC/Kompeni berdampak pada nasib rakyat Mataram dan petinggi petinggi Mataram yang tidak bebas dan merdeka dalam memutuskan kebijakan karena terikat dengan persetujuan Belanda.Gengsi-martabat dan kedaulatan Mataram disadarinya telah tergadai.

    4. Aktor Pangeran Mangkubumi; Sebagai petinggi Mataram dan penasehat terpercaya PB II mengalami kekecewaan dan sakit hati karena martabat dan kehormatannya sebagai pejabat/petinggi Mataram dipermainkan padahal dirinya adalah tinggal satu satunya kerabat yang paling setia dan dipercaya PB II.Terhadap kepercayaan raja saja sudah tidak ada penghormatan lagi maka bisa ditebak bagaimana sikap sikap yang demikian untuk rakyat dan pejabat/petinggi lain dibawahnya.

    Sejarah sudah mengajarkan kepada kita “ Hutang Negara/Kerajaan” yang tidak terselesaikan dengan baik maka memiliki akibat tergadainya kedaulatan Kerajaan/negara ke pihak asing yang dalam hal ini Belanda dalam sosok VOC.

    Salam untuk kerabat semua

    otprilike prije 9 mjeseci
  • Andre
    Mas Sulung, apa sudah ada literatur mengenai sejarah punggawa baku Ey sambernyawa??kl sudah ada perlu diinfokan disini or bikin forum baru agar kita dan para sedulur lebih dalam mengetahui sejarah Punggawa baku

    Salam
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Sulung
    Dalem nderek mas Andre saja lah.Soal Literatur sangat tersedia....untuk yang buku cetak sedang saya kumpulkan lagi.
    otprilike prije 9 mjeseci
  • Adi
    @mas Sulung .... Ditunggu sharing buku-buku kuno-nya..... terutama yang dari terjemahan Jawa kuno ... agar generasi sekarang yang kurang memahami bahasa Jawa Kuno dapat mengetahui isinya. Nuwun.
    otprilike prije 8 mjeseci
  • Andre
    Kalau ada cerita tentang gegeran ketika MN V wafat biar fakta dan sejarah terungkap Mas Sulung

    Salam
    otprilike prije 8 mjeseci
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar